Launching Buku Trinity: The Naked Traveler 7
Agustus 07, 2016
Tahu , kan, ya kalau saya ngikutin buku-buku Trinity? :D. Sebenarnya,
hampir semua buku dari Trinity saya punya. Dari 13 yang diterbitkan, lumayan
saya punya delapan bukunya. Sebenarnya,
saya memang membaca dan mengoleksi buku yang hanya ditulis sendiri oleh
Trinity, bukan buku yang ditulis bareng-bareng. Jadi, kalau macam antologi,
sepertinya enggak masuk rak buku saya hehehe. Ironisnya, baru dua buku Trinity yang
saya ulas hahaha, yaitu seri The Naked Traveler Around the World (buku 1
dan 2). Yang belum baca ulasan saya, silakan langsung dibaca “Trinity around the world: review singkat”. Mungkin, suatu saat, saya akan mengulas buku
1—4-nya juga :D.
Panggung untuk Trinity dan MC |
Nah, 6 Agustus 2016 kemarin, Trinity meluncurkan bukunya lagi, The Naked Traveler 7. Gak nyangka, ya, udah yang ketujuh aja sejak saya beli bukunya yang pertama.
Acara peluncuran buku The Naked Traveler 7 ini berlangsung di Gramedia,
Central Park Mall, Jakarta Barat, pukul 15.00—17.00 WIB. Ketika saya datang dan
ngantre untuk beli bukunya, acara sudah dimulai, maklum jalanan antara selatan
dan barat itu jauh dari yang namanya lancar jaya; yang ada hanya tersendat dan
padat di sepanjang jalan.
Trinity, travel writer, pada saat launching bukunya |
Di sini, Trinity cerita soal pengalaman dia traveling, terutama yang dia tulis di buku TNT 7. Nah, yang disinggung saat launching adalah soal Afrika, Myanmar, dan Fiji. Ada juga soal Trinity diundang ke Frankfurt Book Fair, ditanya pendapat dan pengalaman, hingga spoiler untuk film The Naked Traveler. Ada pertanyaan menarik yang mewakili saya sebagai jilbaber, yaitu traveling dengan berjilbab, bisakah? Kata Trinity, “Enggak apa-apa dan enggak masalah.” Dia mencontohkan beberapa temannya yang aman-aman aja traveling dengan berjilbab, bahkan katanya dengan berjilbab, traveling malah lebih aman. Hmm, bener juga sih.
Yang istimewa dari buku ini adalah penulis tamu, yaitu Jeng Yasmin
alias sahabat travelingnya Trinity. Jeng Yasmin enggak dateng, tetapi panitia
menghadirkan wawancara dengan Jeng Yasmin lewat powerpoint dan rekaman audio.
Mungkin sama dengan pembaca Trinity di seantero Indonesia, saya juga penasaran
berat sama sosok Jeng Yasmin, tapi hanya bisa menduga-duga lewat suaranya yang
berat dan kok agak seram yaa ketika didengarkan (hahaha). Menurut Jeng Yasmin,
dia memang enggan menampilkan diri. Dia sih menyebutnya enggak suka
bersosialisasi, tapi menurut saya mungkin Jeng Yasmin enggan untuk jadi konsumsi
publik karena agak aneh kalau traveler antisosial (mungkin begitu). Sebenarnya,
soal Jeng Yasmin ini pernah disinggung di buku sebelumnya (The Naked Traveler
Around the World), tapi di buku tersebut Jeng Yasmin enggak menulis. Yang nulis
tetep Trinity, cuma Trinity memperkenalkan siapa Jeng Yasmin itu dari sudut
pandang dia.
Di acara launching ini tentunya ada doorprize, tapi sayangnya saya
enggak dapet. Walau gak dapet, saya tetep seneng karena dapet goodie bag.
Mayan: karena masuk 100 pembeli pertama hahaha.
Acara pun ditutup dengan book signing yang ngantrenya panjang banget
kayak ular. Karena saya agak males lama-lama berdiri, akhirnya saya turun ke
lantai bawah untuk makan. Selesai makan, saya balik lagi ke atas untuk lihat
masih adakah book signing, mungkin udah selesai. Enggak tahunya, antrean masih
ada sih, tapi tersisa tiga orang doang. Saya ada di antrean terakhir hahaha.
Untung banget, ya, karena perut udah kenyang dan gak perlu nunggu lama buat
dapat tanda tangan dan foto bareng Trinity.
Nah, perihal ulasannya, tunggu di tulisan saya selanjutnya yaa J.
2 komentar
Waw sayang nggak dapet hadiah pintu.. aka doorprize.. tp seneng dong dapat goodie bag...dan ttd mbak trinity...sy jg suka bukunya.
BalasHapusPastinya seneng banget hahaha. Makasi sudah mampir :)
Hapus