Fantastic Beast and Where to Find Them (Film): Prekuel Kisah Harry Potter
November 26, 2016
Para penggemar Harry Potter pasti histeris ketika film Fantastic Beast and
Where to Find Them (selanjutnya saya akan menyebut Fantastic Beast) nongol di
bioskop. Mereka pasti akan berbondong-bondong ke bioskop-bioskop untuk menonton
film ini. Saya sudah mendengar beberapa cuitan orang-orang di sosial media
mengenai film ini. Hampir semuanya mengatakan bahwa film tersebut bagus dan
layak ditonton. Kadang, omongan orang-orang di sosial media membawa saya untuk
ikut nonton filmnya. Bukan karena terpengaruh, tapi karena ingin merasakan
bagaimana kehebohan orang-orang aja :D.
Poster Film Fantastic Beast |
Saya penggemar cerita fantasi, tetapi saya bukan penggemar berat Harry Potter. Saya hanya membaca
bukunya 1—4 karena yang ke-5 ada halaman hilang yang membuat saya males membaca
kelanjutannya. Begitu juga dengan filmnya. Film ketiga menghentikan saya untuk
menonton kelanjutan film tersebut karena latar yang ditampilkan agak berbeda dengan
film ke-1 dan ke-2. Jadilah saya tidak tahu apa-apa mengenai perkembangan Harry
Potter hingga muncul film Fantastic Beast.
---
Kisah Fantastic Beast bermula dari prolog yang menampilkan berbagai
pemberitaan di media massa mengenai penyihir hitam Gellert Grindelwald yang
terkenal sepanjang masa. Grindelwald tiba-tiba menghilang dan entah berada di
mana. Lalu, kisah pun beralih masa, sekitar tahun 1920-an, yang dimulai oleh
seorang penyihir Inggris bernama Newt Scamander. Dia berkunjung ke New York
City dengan membawa sebuah koper yang berisi hewan-hewan ajaib. Dalam sebuah
insiden yang tidak disengaja, koper Scamander tertukar dengan koper orang biasa
(no magic/nomaj) bernama Jacob Kowalski. Insiden tersebut menarik perhatian
Porpentina “Tina” Goldstein, seorang pegawai Magical Congress of the United
States of America (MACUSA). Si Tina adalah mantan auror (penyelidik) yang diharuskan
bekerja di bagian penyitaan karena kesalahan dia dalam bertindak di lapangan. Lalu,
Tina membawa Scamander menghadap bos tertinggi di kantor MACUSA, sayangnya Tina
malah terlihat tidak kompeten dengan tugasnya dan Scamander pun bebas—untuk sementara.
Di lain pihak, New York City tengah dilanda serangan misterius. Serangan
tersebut tidak bisa dijelaskan oleh akal sehat manusia biasa. Namun, penyidik
penyihir tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi dan itu bukan hal yang biasa. Serangan
tersebut bahkan tidak hanya menghasilkan kerusakan-kerusakan, tetapi pembunuhan
terhadap calon senator nomaj.
Kembali pada cerita Scamander, berbagai insiden mengenai kopernya yang
tertukar dan isi kopernya yang berhamburan membuat dia dan Kowalski terpaksa
harus mencarinya ke seantero New York City. Awalnya, semua terasa baik-baik
saja hingga Tina kembali membawa Scamander dan Kowalski ke rapat darurat di
MACUSA. Di situ terbukti bahwa Scamander menyelundupkan hewan-hewan ajaib tanpa
izin dan tanpa sengaja terungkap obscurus yang berada dalam koper ajaibnya. Bisa
jadi, hewan-hewan tersebut membunuh manusia. Dan, atas kewenangan Graves,
pimpinan tertinggi auror di MACUSA, Scamander dan Tina bersalah dan harus
dihukum mati. Namun, mereka dapat melarikan diri berkat Queenie, adik Tina, dan
hewan fantastis milik Scamander. Lalu, pelarian diri dan pencarian terhadap
hewan-hewan ajaib kembali dilakukan. Kali ini, mereka tidak hanya menemukan
hewan-hewan ajaib yang belum kembali, tetapi juga menemukan sosok di balik
serangan dan pembunuhan yang terjadi di New York City.
---
Kisah Fantastic Beast merupakan kisah yang diangkat jauh sebelum Harry
Potter lahir. Awalnya saya pikir, ini adalah sekuelnya, ternyata prekuelnya
dari Harry Potter. Singkatnya, film ini mengangkat kisah si penulis buku, yaitu
Newt Scamander, ketika hendak menulis buku Fantastic Beast and Where to Find
Them. Lho, kok sama dengan yang di judul film? Memang sama karena film ini
sepertinya menampilkan proses kreatif Scamander ketika menulis buku tersebut. Dan,
buku karya Scamander itu nantinya akan jadi buku wajib siswa Hogwarts, salah
satunya Harry Potter. Pasti perhatiin deh ketika Harry Potter and the genk
mengambil kelas tentang hewan-hewan fantastis dengan pengajarnya Hagrid. Harry
punya buku teksnya si Scamander.
Bukunya Scamander itu pernah diterbitkan dalam bentuk terpisah dari buku
Harry Potter. Gramedia Pustakan Utama pernah menerjemahkan buku tersebut dan
saya pernah punya satu cetakannya, tapi lupa sekarang ada di mana. Bukunya
tipis dan harganya gak terlalu mahal pada saat itu ya.
Seperti film fantasi lainnya, tentunya banyak hal yang ditampilkan
dalam film Fantastic Beast yang membuat penonton terpana, termasuk saya. Namun,
saya terpana bukan karena itu aja, tetapi karakter-karakter yang ditampilkan
oleh aktor kenamaan, seperti Eddie Redmayne, Collin Farrell, dan the one and only Johnny Depp. Dengan
karakter yang unik, seperti Scamander, Graves, dan Grindelwald, para aktor
tersebut cocok untuk membuat penonton terlibat dalam alur kisahnya, terutama
Eddie Redmayne. Siapa sih yang enggak termehe-mehe ngeliat akting Eddie
Redmayne? :D. Aktingnya tetep aja kece. Belum lagi ditambah akting
pemain-pemain yang lain. Si pemeran Credence juga kece banget aktingnya, beda
banget sama filmnya yang terdahului.
Penceritaan dan alur kisah ini juga bagus: tertata dan rapi. Enggak
lompat-lompat dan enggak buat bingung hingga saya sebagai penonton dapat
menikmati film ini. Maklum, film ini ditulis langsung sama yang punya cerita
alias J.K. Rowling. Wajarlah kalau J.K. Rowling bangga dengan apa yang dia
tulis untuk menghasilkan film ini begitu dinikmati oleh para penonton.
Yang agak mengganjal untuk saya adalah intro atau prolog dari film ini yang
terlalu cepat. Padahal, prolog ini bagian penting dari cerita Fantastic Beast. Mungkin,
orang-orang yang mahir bahasa Inggris dan native speaker akan baik-baik aja
ketika mendengar narator berbicara dengan cepat. Tapi, untuk saya, yang bahasa
Inggrisnya pas-pasan gini, kayaknya perlu nge-rewind bagian intronya dan perlu
didengar pelan-pelan biar ngerti maksudnya serta biar ngerti apa yang terjadi
dengan Grindelwald :D.
Nah, secara keseluruhan, film ini bagus dan patut untuk ditonton,
terutama untuk penggemar Harry Potter dan cerita fantasi. Pengemasannya bagus
dan enak untuk dinikmati. Enggak heran kalau pendapatan kotornya dalam dua
minggu penayangan sebesar $272 juta di seluruh dunia karena ya memang berhasil
memikat penonton.
Selamat nonton!
0 komentar