I'm here in Bangkok!
April 29, 2013Don't tell me how educated you are, tell me how much you have traveled.
--Muhammad
Iseng-iseng pernah tercetus omongan, "Yuk, kita jalan-jalan bareng temen-temen rumah kaca." Saat itu, langsung tersembur dari mulut saya jawaban langsung dan tegas, "Ayo. Kapan?"
Hitung-hitungan biaya dan waktu akhirnya terputuskanlah bulan April ini bareng delapan teman hingga kami pun terbang ke negeri gajah putih alias Thailand. Tujuannya sih standar aja, gak neko-neko. But, next, tujuan wisata ke negeri ini harus yang lebih fantastis wuehehe.
Awalnya rada rempong. Karena kami sembilan orang, kami dibagi dua kelompok. Kloter pertama bawa mobil dan jalan duluan, sedangkan kelompok kedua naek taksi. Saya kebagian yang naik taksi. Tapi, di bandara, kloter kedua nyampe duluan dong dan kami panik karena menjelang pesawat mau boarding, teman-teman saya yang telat dateng tertahan di meja check-in. Kenapa? Kursinya udah dijual dong sama maskapai penerbangannya. Alasannya sih teman-teman saya ini telat. Padahal, udah dibilang sama petugasnya check in bahwa mereka pasti dateng, cuma terhambat macet. Ujung-ujungnya enam orang pakai penerbangan M, tiga orang dipaksa pindah pesawat. Mereka naik maskapai penerbangan A dan turun di bandara yang berbeda. Belum lagi kursi kami di pesawat yang ternyata tidak dipasangkan dengan teman kami masing-masing. Semuanya terpencar gak jelas. Halaaah!
Perjalanannya sih rada lama: 3 jam. Herannya ya, ibu-ibu dan bapak-bapak di sebelah saya malah ngobrol terus dari sebelum pesawat take off sampai landing di negeri tetangga. Saya berusaha nahan makan :)) karena taulah ya makanan di pesawat mahal. Tapi, teman saya niat banget beli kacang seharga 30 ribu di sana.
Berikutnya kami diajak ke Gems Gallery yang sama sekali dilarang foto, bahkan di ruang tunggunya gak boleh foto. Di sini, presentasi perusahaannya mirip istana boneka. Kita naek kereta dan muter-muter hingga ngeliat proses mempercantik batu-batu mulia itu. Nyambung lagi ke galeri yang ngejual perhiasan. Saya langsung mempercepat langkah kaki saya karena gak sanggup ngeliat harganya. Perak yang paling murah aja 700rebo, gimana harga berliannya. Hiks.
Itinerary kami berubah karena museum 3D konon direnovasi dan nights market-nya ditutup karena songkran: tradisi Thailand dengan melemparkan air sebagai tanda pergantian tahun dan kemakmuran. Gantinya kami ke Mini Siam yang mirip Taman Mini, tapi lebih bagus Taman Mini. Kalo Taman Mini, ukurannya kan gak mini-mini banget dan representasi budaya Indonesia. Kalo Mini Siam ini beneran mini banget dan representasi bangunan-bangunan di dunia. Sayang, satu bangunan terkenal di Indonesia gak ada di sana.
Back to Bangkok! Di sini, jadwal yang tersisa diabisin. Pagi-pagi kami segera ke Wat Arun lewat Sungai Chopraya yang gede banget. Di Wat Arun, saya dan ibu senior berhasil naik ke tingkat yang tertinggi dan meninggalkan tanda tangan di sana wuehehe. Tangganya curam abis, makanya kudu pegangan. Foto-foto di Grand Palace--istana raja--yang ternyata gerbang keduanya ditutup yee dan gak boleh pake celana atau rok pendek. Di sini rame dan panas banget. Gak tahan lama-lama di sini.
Next! Kami diajak ke tempat belanja: Chatuchak, MBK, dan Platinum. Menurut saya sih yang paling oke Chatuchak karena beneran pasar dan sebenernya luas banget. Barang-barangnya juga unik. Kalo mau yang rada modern, ya ke Platinum Mall di samping Kedubes Indonesia. Dibanding Mangga Dua, saya rasa sih lebih mirip Ambassador/ITC Kuningan. Di sini, baju-baju dijual eceran dan grosiran. Nah, yang biasa-biasa aja kayak ITC pada umumnya adalah MBK. Soal harga, menurut saya sih sama aja kalo dirupiahin. Gak beda jauhlah. Emang ada sih yang 50reboan, tapi jarang banget. Paling sering itu yaa 70reboan sampe 90reboan. Mentok-mentok paling mahal sekitar 150reboan. Karena rada kere, saya pun beli ala kadarnya dan tergantung sisa uang di kantong.
Nah, sebagian kecil penjual di sana udah bisa ngomong bahasa Indonesia. Bahkan, ada yang nerima rupiah. Tapi, jangan terlalu berharap banyak karena mereka cuma bisa angka doang dan "murah sekali", selebihnya lo kira-kira sendiri :)). Pas ditanya, "Belajar bahasa Indonesia di mana?" Mereka cuma bengong dan gak ngerti. Halaaah!
But, I love to explore this country again, especially Chatuchak Market. Iri lho ngeliat Ishai Goran jalan-jalan di pasar ini yang luas banget dan ternyata ada apa aja. Wuehehe.
3 komentar
wuaa, baca cerita ini jadi pengin ke sana, luuur.
BalasHapuskapan-kapan, semoga bisa jalan bareng yaa. :D
Wahhh serunya!
BalasHapusWahhh serunya!
BalasHapus