Duo Hippo Dinamis (Tersesat di Byzantium): Graphic Travelogue Sang Traveler
Desember 27, 2016
Kalau boleh saya bilang, buku Duo
Hippo Dinamis: Tersesat di Byzantium merupakan karya Trinity yang ketiga.
Buku ini berbeda degan dua buku sebelumnya dan buku-buku sesudahnya. Kenapa?
Karena, buku ini disajikan dalam bentuk graphic travelogue. Hm, apa sih graphic
travelogue? Istilah ini sepertinya enggak beda jauh dengan graphic novel, yaitu
kisah yang ditampilkan dalam begitu gambar layaknya komik atau cerita gambar.
Bedanya, graphic novel itu kisah yang diangkat layaknya buku alias panjang dan
gak menutup kemungkinan bisa fiksi atau nonfiksi, tetapi dibuat
komik/bergambar; sedangkan graphic travelogue lebih pada mengangkat tema travel
dalam bentuk komik atau cerita gambar. Singkatnya mungkin seperti itu.
Duo Hippo Dinamis (DHD) ini bercerita mengenai dua tokoh KK dan DD yang
menurut saya si KK adalah Erastiany dan DD adalah Trinity. Mereka ini adalah
dua cewek gembul yang berjaya di lautan, tetapi mandeg di daratan :D. Dua tokoh
ini melakukan perjalanan ke negeri Byzantium alias Turki dengan berbagai
lika-likunya, entah itu nyasar atau susah payah menemukan satu tempat tujuan, bahkan
ketemu temen yang mantan kriminal.
Kisahnya bermula di suatu hari yang membosankan. Pada saat itu, muncullah
ide KK untuk melakukan perjalanan ke Turki. Katanya, lautnya bagus, kotanya
indah, makanannya enak, dan muka manusia-manusianya lumayan sedap dipandang
walau agak bau kalau keringetan. Dimulailah perjalanan ke Turki dengan tujuan
wajib, yaitu Cappadocia. Namun, menuju Cappadocia itu enggak segampang
kelihatannya. Setiap bertanya kepada orang lokal, jawabannya pun enggak jelas. Menurut mereka, ketidakjelasan mereka itu karena pertanyaannya bagaikan bertanya arah Toraja di Terminal Blok M yang agak gak nyambung. Hingga
akhirnya, mereka ketemu petunjuk yang lumayan jelas dari seorang pegawai tiket
di stasiun. Sambil menunggu kereta yang akan membawa mereka ke Cappadocia,
mereka pun memutuskan mandi ala Turki, rekomendasi dari Lonely Planet. Selesai
mandi ala Turki, mereka naik kereta menuju Cappadocia. Di tengah jalan, mereka
bertemu ET—orang Turki yang ternyata ngerti bahasa Indonesia karena pernah
punya asisten rumah tangga yang orang Indonesia. Si ET ini adalah guider-nya
mereka karena dia punya teman yang bernama Hasan dan tinggal di sekitaran
Cappadocia. Tapi, perjalanan dengan ET pun punya pengalaman sendiri hingga
mereka tiba di tempat tujuan, yaitu Cappadocia.
Seru dan lucu! Itulah kesan saya terhadap buku Trinity ini. Jujur,
beberapa kali saya membaca buku dan beberapa kali itu pula saya ketawa. Penggambaran
dua tokohnya bagus. Si KK cenderung lebih galak dan tegas, sedangkan DD lebih
kalem, tapi dua-duanya sama-sama saling melengkapi dan sepaham dalam traveling.
Ngeliat dua orang ini, saya jadi berpikir bahwa mereka berdua enak banget kalo
traveling bareng. Bete tentu ada, tapi bukan bete yang heboh sampe enggak mau ngomong atau diomong-omongin pas sampe tanah air.
Selain itu, penggambaran kisahnya juga bikin ngakak. Enggak ada kisah
yang enggak lucu, terutama ekspresi mereka berdua ketika tersesat ingin keluar
stasiun karena akses jalan ditutup, ketika capek naik tangga, ketika
bolak-balik Turki sisi Asia dan sisi Eropa, ketika KK yang sedang melihat peta
disenyumin cowok-cowok ABG, atau ketika lari ngikutin ET yang ketakutan karena
dituduh memalsukan dokumen. Yang paling unik adalah pengalaman mereka ketika mandi
ala Turki. Bagian ini adalah pengalaman mereka paling bloon yang bikin saya
cekikikan. Namun, pengalaman mereka itu terbayar banget setelah badan lebih seger karena abis mandi, bisa sampai ke
Cappadocia, ke rumah batu ala Flinstone, naik balon terbang, dan ke lembah
Ihlara.
Nah, buku DHD yang saya punya ini terbitan tahun 2010 dan termasuk
cetakan pertama. Yiaay! Awalnya, saya pikir hanya ditulis oleh Trinity seorang,
ternyata ada dua penulis lainnya, yaitu Erastiany si tokoh KK dan Sheila
Rooswitha alias si ilustrator yang gambarnya kece banget. Konon, graphic
travelogue ini adalah awal dari kisah perjalanan KK dan DD karena bakal ada
kisah-kisah selanjutnya yang juga seru dan rada bloon. Tapi, sejak terbit
pertama kali tahun 2010 hingga 2016 menjelang 2017 ini saya belum denger kabar
kelanjutan dari graphic travelogue, padahal saya amat sangat menantikan. Yaa, berdoa
aja semoga bakal ada kisah KK dan DD selanjutnya.
Oh ya, di buku ini, ada tulisan yang cukup menohok sebagian orang Indonesia, termasuk saya, yaitu ketika Indonesia disebut sebagai negara yang
memiliki garis pantai terpanjang di dunia, tetapi penduduknya kurang suka berenang
dan takut hitam. Oops!
Happy reading :)
0 komentar