Neverwhere: Menjelajah Dunia Bawah London
Januari 14, 2017
Kota Antah Berantah—judul terjemahan yang diambil untuk Neverwhere karya
Neil Gaiman. Entah mengapa dipilih judul tersebut, alih-alih judul ke mana
saja. Buku yang saya baca ini merupakan terbitan Gramedia Pustaka Utama tahun
2007 yang aslinya diterbitkan pertama kali tahun 1997. Wow, 10 tahun rentangnya
sampai bisa dinikmati dalam bahasa Indonesia. Nah, buku yang saya baca ini
merupakan cetakan pertama. Yiaaay! Dan, saya tidak tahu apakah ada cetakan
kedua, ketiga, atau keempat. Maunya sih tetap ada cetakan selanjutnya.
Novel ini bercerita mengenai Richard Mayhew—seorang laki-laki dewasa yang
hidupnya biasa-biasa saja. Ia memiliki tunangan cantik bernama Jessica yang
rela mendorong Richard untuk menjadi laki-laki idaman Jessica. Sebenarnya,
Richard memiliki pekerjaan dan tempat tinggal yang lumayan—untuk tidak
mengatakan pas-pasan. Hidupnya berjalan sebagaimana seharusnya. Biasa dan
datar. Hingga suatu kali, di saat yang begitu genting dalam hidup Richard, ia
menolong seorang perempuan yang tergeletak berdarah di trotoar. Pada saat itu,
ia tahu kehidupannya yang biasa-biasa saja berubah menjadi kehidupan yang tidak biasa.
Richard menolong perempuan bernama Door yang enggan dibawa ke rumah sakit
walaupun ia terluka. Ia tidak peduli dengan darah Door yang melekat di
kemejanya. Yang ia tahu bahwa ia harus menolong perempuan yang terluka itu.
Namun, ia malah ditarik dalam dunia yang disebut sebagai London Bawah—dunia
yang benar-benar berbeda dengan London Atas. Di sini, ia harus melalui
gorong-gorong bawah tanah London yang gelap, basah, lembap, dan berbau. Sebenarnya,
ia hanya ingin kembali ke dunianya yang biasa saja, tetapi entah mengapa tidak
ada lagi dirinya di kehidupan yang biasa itu. Ia malah terlibat dalam aksi
melindungi Door bersama Marquis de Carabas serta pengawal pribadinya bernama
Hunter.
Siapakah Door? Door adalah satu-satunya anak yang selamat dari pembunuhan
keluarganya yang dilakukan oleh Mr. Croup dan Mr. Vandemar. Keluarganya adalah
salah satu keturunan bangsawan di London Bawah dan memiliki kemampuan dalam
menciptakan pintu ke mana saja, begitu juga dengan Door. Di samping Door lari
dari usaha pembunuhan, ia juga berusaha mencari tahu siapa pembunuh keluarganya
dan mengapa. Bersama dengan Marquis de Carabas sebagai penasihatnya dan sosok
yang konon memiliki utang budi dengan keluarga Door, Hunter seorang perempuan
yang menang dalam kompetisi pengawal pribadi di pasar, dan Richard sosok
laki-laki dari London Atas yang secara kebetulan terseret dalam rumitnya
kehidupan London Bawah; Door menjelajahi berbagai petunjuk mengenai sosok
misterius pembunuh keluarganya. Mereka bertemu dengan malaikat Islington;
naik kereta Earl’s Court; menghadiri pasar yang digelar di tempat-tempat
tertentu; bertemu dengan Lady Serpentine dari tujuh saudari; bertemu dengan
velvet—makhluk pucat dan dingin yang akan mengambil jiwa seseorang; rat speaker; para
biarawan yang menjaga kunci; sewer folk—manusia bau penghuni saluran
pembuangan; Old Bailey—pria tua yang membantu Marquis de Carabas, penjual
burung, dan informasi; serta monster legenda yang menghuni London Bawah dan
amat sangat diincar oleh Hunter. Sayangnya, Hunter yang terobsesi dengan dunia
perburuan harus bertekuk lutut terhadap monster yang seluruh badannya dipenuhi
tombak orang-orang yang mati berusaha membunuhnya.
Pada akhir kisah, Door tahu siapa yang membunuh seluruh
keluarganya—pembunuh yang sama sekali tidak diduga oleh Door dan Richard—dan
Richard pun kembali dalam kehidupannya yang biasa di London Atas. Door pernah
menawari Richard untuk tetap bersama memecahkan misteri lain dari pembunuhan
keluarganya, yaitu mencari adiknya yang konon masih hidup. Namun, Richard
menolak karena ia merasa bahwa kehidupannya yang biasa itu cukup nyaman dan
aman hingga pada akhirnya ia merasa ada yang salah dengan kehidupannya yang biasa. Ia
ingin kembali ke London Bawah, bersama Door, untuk menyelesaikan misteri lain
dari pembunuhan keluarga Door. Awalnya, tidak ada cara untuk kembali, tetapi di
suatu tempat sebuah pintu terbuka dan ada Marquis de Carabas yang mengizinkan dia
masuk.
Nah, pendapat subjektif saya terhadap kisah ini bagus, sedangkan pendapat
objektif saya sangat bagus :D. Ketika saya membacanya pertama kali, saya merasa
sedang menyaksikan sebuah film yang alurnya berjalan seperti tempo dalam
sinema. Unsur alurnya terlalu kuat jika dibandingkan dengan unsur tokoh walau
Gaiman menggambarkan tokoh-tokohnya juga dengan baik.
Sebenarnya, ide cerita yang diambil Gaiman mengingatkan saya dengan kisah
Tunnels yang juga menggambarkan kehidupan bawah London yang ajaib. Namun, Gaiman
menceritakannya dengan cirinya sebagai seorang pendongeng: ringan, enak
dinikmati, dan penuh petualangan; sedangkan Tunnels cenderung lebih gelap dan
penuh intrik.
Bagi saya, Gaiman adalah salah satu storyteller yang begitu baik dalam
bertutur dengan kisah-kisah ajaib yang membuat pembaca untuk percaya pada
sebuah harapan. Kisahnya tidak hanya untuk anak kecil, tetapi juga orang
dewasa. Dan, jika Anda orang dewasa, Anda akan dibawa pada sebuah mimpi yang
dipenuhi keajaiban :D.
Konon, kisah Richard Mayhew ini sudah diangkat di layar kaca, tapi bukan
dalam bentuk film, melainkan bentuk TV series yang ditayangkan di BBC London.
Apakah saya sudah menonton TV series-nya? Belum! Saya juga enggak berniat untuk mencari serial tv-nya. Mengapa? Saya takut kecewa
hahaha. Pasalnya, film/TV series yang diangkat dari buku kecenderungannya akan
berbeda dengan bukunya: seringnya mengecewakan dibandingkan menyenangkan, entah
itu dipotong, diubah, atau dihilangkan.
0 komentar