Nonstop, Petualangan Bawah Tanah
Januari 24, 2009Saya sempat termenung, tapi senang. Pasalnya, tiga film yang baru saya beli bercerita tentang petualangan bawah tanah. Nggak tau kenapa bisa nyambung begitu, tapi saya senang. Maksudnya, senang bisa nonton tiga film nonstop. Hehehehe...
Film pertama adalah Journey to the Center of the Earth. Ini film yang pengen banget saya tonton, tapi nggak pernah jadi. Tiap kali saya melihat koran, tiap kali pula saya melihat jadwal film ini di bioskop, dan tiap kali pula saya tidak pernah jadi nonton. Yang membuat saya pengen nonton film ini, bukan karena Brendan Fraser yang keren (hehehehe), tapi karena saya suka kisah petualang seperti ini.
Film kedua adalah City of Ember. Karena ini juga film petualangan, saya pun turut membelinya. Apalagi, ada rekomendasi dari teman yang bilang kalo film ini bagus. Berhubung saya nggak sempet nonton di bihoskop, yaa beli keping cakramnya saja.
Film ketiga adalah Pan's Labyrinth. Waktu beli film ini memang nggak ada niat. Cuma melihat gambar ketika ngaduk-ngaduk keping cakram yang banyak. Dari gambarnya sih seperti film petualangan juga. Jadi, saya masukkan ke dalam kotak belanja saya.
Film pertama, tentunya sangat film petualang. Itu cukup dilihat dari judulnya--Perjalanan ke Pusat Bumi. Seru. Tegang. Dan, saya terperangah. Hebat ya, ada orang yang sampai berimajinasi seperti itu. Sebenarnya, film itu diangkat dari buku yang berjudul sama. Tapi, di filmnya, tokoh-tokohnya juga berpegang pada buku si Jules Verne ini. Bahkan, orang yang percaya dengan tulisan Verne dalam bukunya itu disebut Vernian. Benar-benar menarik.
Kalo film City of Ember (saya menyebutnya bukan 'aimber', tapi 'ember' hehehehe) juga menarik. Tak terbayang hidup di bawah tanah sepanjang napas masih dikandung badan. Nggak berkembang dan lingkungannya hanya itu-itu aja. Dunianya juga gelap. Nggak pernah dikasih sinar matahari. Cuma ngandelin listrik en lampu bohlam biar rumahnya dan kota itu ada cahayanya. Serem sih sebenarnya. Karena, lama-kelamaan energi untuk listrik pasti akan habis. Nah, si Lina dan Doon mencari jalan keluar dari kota itu buat menemukan permukaan bumi. Berbagai hal dia lakukan supaya bisa keluar dari bawah tanah. Tentunya, mereka pun menemukan permukaan bumi yang ada matahari dan tumbuh-tumbuhan. Penemuan itulah yang membawa perubahan buat kehidupan masyarakat City of Ember.
Nah, film ketiga ini agak istimewa. Sebenarnya, tema besarnya agak berbeda dari dua film yang saya tonton. Bukan sepenuhnya petualang bawah tanah, cuma ada hubungan sedikit dengan bawah tanah. Pasalnya, di bagian prolog ini film, disebutkan bahwa ada seorang putri dari kerajaan bawah tanah yang melarikan diri menuju permukaan bumi hingga ia tidak melihat dan hilang ingatan akibat cahaya matahari yang menyilaukan. Lagi pula, di beberapa adegan, si tokoh Ofelia ke kolam bawah tanah untuk ketemu dengan faun. Jadilah saya menyimpulkan itu. Sebenarnya, gambar yang ada di sampul keping cakramnya beda jauh dengan cerita yang ada di filmnya.
Saya pikir, dongeng yang akan ditampilkan akan banyak. Maksudnya, petualang murni, seperti dua film yang sudah saya tonton. Tak tahunya, ada hubungannya dengan tentara fasis yang menginvasi Spanyol. Jadilah film ini juga ada adegan tembak-tembakan dan penuh dengan intrik masa peperangan. Kemudian, karena ini film petualangan dan tokohnya anak-anak, saya pikir film ini cocok dilihat anak-anak. Tak tahunya, sadis bin sadis. Itu tokoh si kaptennya kalo menyiksa orang, idiih amit-amit banget. Kayaknya si tokoh kapten nggak mikir kalo yang disiksa itu cucunya nabi--maksudnya Nabi Adam AS. Parah banget ini film. Karena saya nonton bareng keponakan, jadinya saya menutup mata keponakan saya atau mempercepat laju film biar nasibnya si Ofelia ketahuan. Melihat film ini, saya merasa bukan melihat film tentang dongeng dan petualang. Saya malah melihat sebangsa Saving Private Ryan atau The Downfall.
Tapi, cukup menghiburlah dengan dongeng yang ada di situ. Setidaknya, nggak perlu sering-sering melihat kelakuan si kapten yang sadistis...
gambar journey to the center of the earth dari sini
gambar city of ember dari sini
gambar pan's labyrinth dari sini
0 komentar