"Nyampe Juga, Neng."
Maret 07, 2010
Funbike pertama yang saya ikuti adalah funbike yang diselenggarakan oleh Indosiar. Start para biker dimulai di Istora Senayan, Sudirman, Thamrin, balik lagi ke Thamrin, Sudirman, di Semanggi ngambil ke kiri, Gatot Subroto, Museum Satria Mandala, Semanggi, Sudirman, dan finish di Senayan. Karena awam dengan persepedaan, rute ini menurut saya lumayan jauh. Masih ngos-ngosan dan kadang enggak kuat nanjak. Apalagi, saat itu kami berdua enggak pake helm, masker, atau topi. Awalnya, saya pake topi, tapi si topi terbang mulu kalo kena angin dikit aja. Akhirnya, tuh topi saya lepas sampai garis finish. Kalo enggak mau ngikutin rute, sih bisa aja dari Thamrin-Sudirman lurus, tanpa harus belok ke Gatot Subroto. Karena saya dan teman saya bukan pelanggar aturan, saya pun ikut jalur itu untuk ngumpulin kupon doorprize (berharap pulang bawa MTB). Sampai rumah, saya baru sadar bagaimana leceknya wajah saya. Karena itulah, butuh perawatan selama beberapa hari.
Saya pernah bawa Sally ketika sedang panas-panasnya untuk jarak yang enggak jauh. Sangat-sangat dekat. Perlengkapan perlindungan pun lengkap:helm, masker, dan jaket. Ketika tiba di tujuan, tetap aja wajah saya lecek. Dan, butuh waktu lumayan untuk ngendon di kamar mandi.
Funbike kedua saya dan teman saya adalah Pemuda Bersepeda yang diadain Menpora. Rutenya mirip, cuma startnya di kantor Menpora dan enggak perlu lewat Gatsu. Saya bangun memang lebih pagi karena berpikir akan ngambil kaos dan pasti ngantre banget. Acaranya dimulai pukul tujuh pagi dan stand pengambilan kaos dibuka pukul 6. Saya janjian pukul 6 tepat untuk ngambil kaos dulu. Ternyata, teman saya ketiduran karena malamnya abis nonton Java Jazz. Karena nunggu, saya berniat memompa ban yang agak pedel kalo saya dudukin. Pompa pun saya ambil dan mulai pasang di lubang ban. Eh, bukannya angin masuk, malah angin di ban keluar lagi dan lagi hingga semakin pedel. Muter-muter di sekitar rumah, belum ada tambal ban yang buka. Sedih. Pasti tambah berat genjotnya.
Ketika baru mau masuk parkiran, para biker sudah mulai dilepas dan acara sudah dimulai. Mungkin, enggak apa-apa telat karena kami bakal masuk rombongan. Tapi, kami kan belum punya kaos. Kayaknya enggak lucu kalau langsung nimbrung tanpa ada kaos, kan udah bayar tiket yang termasuk kaos. Di jalan, sempat ditegor disenyumin Marshal. Perlu beberapa menit untuk mencari stand penukar kaos. Saat itu, start-nya udah sepi, cuma sisa panitia dan orang-orang yang sedang belanja. Dua orang cewek yang ketinggalan dan kelihatan sangat mencolok sedang bingung mencari penukar kaos. "Trus, tempat nukar kaos di mana?" tanya teman saya kepada saya yang sama-sama enggak tahu. Akhirnya, nanya ke panitia dan dikasih tau letaknya. Tiket pun ditukar dengan kaos.
Meluncurlah kami ke jalan tanpa tahu rute. Cuma nanya bisik-bisik kepada diri kami sendiri. "Ini rutenya ke mana?" Di depan, ada rombongan yang niatnya akan kami ikuti. Eh, enggak tahunya, malah berhenti di tikungan.
"Lha, mereka kok berhenti?" tanya saya.
Teman saya bilang, "Gue ditanya, 'Ini mau ke Monas, ya?' Lha, gue mana tahu, kan gue disorientasi."
Akhirnya, dua orang yang tersesat berjalan melintasi area Senayan untuk mencari rombongan. Sempat ngawur karena melihat seragam yang mirip, eh enggak tahunya gerak jalan sehat atau jantung sehat. Terus, mengikuti rute hingga Sudirman hingga ketemu Marshal yang melambai-lambai agar saya berdua segera merapat. Belum masuk Sudirman, saya sudah ngos-ngosan karena ban yang pedel. Di Sudirman, saya baru lega karena menemukan jalan yang benar. Tapi, tetap saja ketinggalan karena sudah enggak ada orang-orang yang searah. Semuanya sudah berbalik arah.
Lalu, saya mengusulkan, "Kita balik arah aja, yuk."
Kata teman saya, "Yuk, daripada ketinggalan lagi. Entar malah enggak tahu ke mana."
Akhirnya, di belokan dan menyeberangi portal busway, kami segera balik arah dan nimbrung dengan rombongan funbike. Pura-pura udah melewati HI. Hahaha.
Sampai di titik finish, saya sempat muter-muter lagi karena mencari tempat penukaran snack. Eh, ketika mendekati standnya, ada yang bilang, "Nyampe juga, Neng." Teman saya hanya cengar-cengir dan saya ketawa kecil. Ternyata, ada yang merhatiin kalau kami ketinggalan rombongan dan mirip anak bebek hilang. Jangan-jangan ada yang ngetawain kalau kami muter. Wakwaaaawww!!!
0 komentar