alay alias 4l4y

April 18, 2010



*Terinspirasi oleh omongan Mbak Intan tentang alay dan terkait dengan forward dari Irawan tentang alay.

Istilah alay ternyata masih ngetren di kalangan pemuda Indonesia. Saya katakan pemuda, mungkin, seumuran kurang lebih belasan tahun hingga 30-an tahun. Sepertinya, sih, begitu karena saya tidak tahu pasti. Mungkin, yang usianya sudah 40-an ke atas sudah enggak mikirin lagi bahwa ada istilah ini di Indonesia. Tapi, saya tidak mau menggeneralisasi siapa saja yang tahu, yang jelas istilah alay masih ngetren hingga sekarang.

Saya punya keponakan berusia sekitar belasan tahun yang sedang heboh dengan Justin Bieber atau Taylor Swift. Dia sangat menolak alay dan merasa jijik dengan alay. Padahal, saya merasa dia kurang mengerti apakah alay itu. Biasanya, kata 'alay' dipakai ketika dia mau mengejek orang-orang rumah, "Dasar alay!"

Apa, sih, yang dimaksud alay? Berdasarkan penelusuran ke berbagai situs, alay adalah singkatan dari anak layangan. Saya enggak tahu bagaimana bisa disebut anak layangan. Apakah hobinya suka maen layangan? Saya belum jelas. Mungkin, karena layangan suka meliuk-liuk, mereka yang disebut alay dianalogikan mirip layangan, mudah dimainkan angin dan tidak punya pendirian.

Ada banyak orang yang mengaku membenci alay membuat kategori mengenai sosok-sosok alay. Rata-rata dari mereka menyebutnya di dunia maya. Di facebook, misalnya, ada satu grup yang bernama Fight Against Alay. Di grup ini ditunjukkan beberapa ciri-ciri sosok yang disebut alay. Ada 27 ciri yang dikemukan di sana. Ada lagi akun yang bernama Pembeci Alay yang isinya menampilkan foto-foto orang alay dan komentar-komentar orang tentang alay. Saya melihat ada satu komentar yang mencoba membela para alay.

Salah satu yang paling sering mengangkat topik alay adalah laman kaskus. Di laman yang bermoto The Largest Indonesian Community ini, banyak thread yang menyebutkan ciri-ciri alay, gambar-gambar orang alay, atau lelucon-lelucon soal alay. Saya pernah mendapati curahan hati seorang anak SMA yang bete melihat sampul depan (cover) buku pelajarannya. Katanya, gimana mau belajar biar pinter kalau cover buku aja isinya orang alay. Karena penasaran, saya pun membuka foto itu. Ternyata, foto untuk cover buku itu adalah kumpulan anak-anak SMA yang berpose dengan gaya alay--menurut mereka. Misalnya, gaya imut-imut (meletakkan telunjuk di tangan dengan senyum manis). Kemudian, saya menemukan thread dengan judul "10 mitos tentang alay dan kenyataannya". Di sini, dijelaskan apa yang dimaksud alay dan detail-detailnya.

Yang paling lucu adalah saat ada yang memberi tahu saya tentang laman alih aksara dari tulisan bahasa Indonesia menjadi tulisan alay. Nama lamannya adalah alay text generator. Pengoperasiannya gampang. Tinggal masukkan kata yang ingin Anda ubah, lalu pilih tulisan alay dari tiga kategori yang ditawarkan. Lalu, klik "Go Alay Go". Jadilah tulisan alay. Mungkin, laman ini berguna bagi orang-orang yang ingin bertransformasi menjadi alay. Apalagi, di bawahnya ada tulisan "Anda Merupakan Orang Alay yang ke-".

Suatu ketika, saya sedang sibuk mengutak-atik twitter. Iseng-iseng browsing sana-sini, saya menemukan satu ciri anak alay yang ada pada tulisan orang bule. Awal menemukannya, saya tertawa karena lucu mengetahui ada juga alay versi bule. Lalu, saya pun melakukan penelusuran kembali mengenai alay versi bule ini. Yang paling lengkap memberikan keterangan tentang alay versi bule adalah laman kaskus. Ada dua thread yang membicarakan alay versi bule. Ini ditunjukkan melalui tulisan alay. Konon, orang sana menyebutnya leet speaking. Bahkan, di leet speaking ini ada kode-kode tertentu yang mirip dengan kode rahasia.

Alay versi bule tampaknya tidak sedetail alay versi Indonesia. Ciri-ciri yang ditampilkan untuk alay Indonesia mungkin belum tentu bisa diterapkan pada alay versi bule. Namun, tergantung, apakah salah satu ciri itu saja dapat menyebut seseorang itu alay, apakah ada beberapa kategori yang membuat orang itu disebut alay, atau semua ciri-ciri tentang alay itu harus ada pada sosok yang disebut alay? Itu tergantung dari pakar-pakar yang mengamati dunia peralayan.

Akan tetapi, ciri yang tidak bisa dilupakan adalah tulisan para sosok yang disebut alay ini. Entah itu alay versi Indonesia atau alay versi bule, keduanya sama-sama membuat kepala saya pusing ketika membacanya. Jika Anda tidak pusing membaca tulisan alay, konon kata para pengamat dunia peralayan, Anda adalah alay. Hehehe....

Sumber: berbagai laman yang disebutkan di atas.
*Foto dari sini.

You Might Also Like

0 komentar