ganglion

Mei 15, 2010

Sebuah benjolan tiba-tiba muncul di tangan kanan saya, beberapa tahun silam. Awalnya, agak ngeri karena bentuknya aneh ketika saya menekuk tangan saya. Akhirnya, saya terpaksa terbiasa melihat benjolan itu yang memang tidak sakit. Setelah beberapa tahun lamanya, benjolan itu menghilang dan saya bersorak, "Horay!"


Namun, benjolan itu muncul lagi. Tetap di tangan kanan, tetapi agak menyamping ke kanan. Benjolan ini cenderung besar dibanding yang pertama. Tak tanggung-tanggung, benjolan besar ini beranak pinak. Ketika tangan sangat menekuk, ada dua benjolan kecil yang sepertinya nempel di benjolan yang besar. Kalau diraba, terasa sekali satu benjolan besar dan dua benjolan kecil menempel di sana. Karena makin lama makin besar, saya degdegan juga. Karena itu, saya pun menelusuri si benjolan ini. Apakah berbahaya?


Ganglion. Itulah nama benjolan yang ada di tangan saya. Dalam bahasa Inggris, benjolan ini disebut Ganglion Cyst atau kista ganglion. Biasanya, ia muncul di sekitar sendi tangan atau di kaki. Menurut sumber, kista ganglion ini berisi cairan yang kental dan jernih. Mungkin, mirip jelly dan kenyal-kenyal. Konon, kista si ganglion ini bisa disebut sebagai tumor di jaringan lunak. Ukurannya juga bervariasi dari kecil hingga mirip bola bekel, bahkan bisa menghilang sendiri.


Untuk beberapa orang, ganglion ini tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, karena menonjol seperti tulang tumbuh, penampilan seseorang jadi tidak oke. Makanya, ada yang sering mempermasalahkan kista jenis ini dari segi penampilan. Ada beberapa orang yang merasa sakit dengan kehadiran kista ini. Mengapa? Karena, benjolan itu bisa menekan syaraf yang ada di tangan atau di kaki.

Beberapa dokter menyarankan, jangan dilakukan tindakan terhadap kehadiran si kista ganglion karena lama-lama akan hilang sendiri. Jika tidak menimbulkan rasa sakit, lebih baik tidak usah dilakukan tindakan. Kalau mau dihilangkan, salah satu cara, ya dioperasi yang tentu biayanya tidak murah. Teman saya pernah bertanya kepada saya sambil memegang tangan saya, "Eh, lo punya ini udah lama?"

Saya jawab, "Udah. Kenapa?"

"Temen gue pernah ada kayak gini juga di tangannya. Terus, dioperasi, hilang. Eh, muncul lagi. Dia operasi di sini. Jadi, kalau lo operasi, mending jangan di sini. Di luar aja."

Saya cuma mengangguk-angguk. Dalam hati, kayaknya enggak mungkin operasi juga karena biayanya enggak ada.

Ada dokter yang menyarankan jangan dipegang-pegang atau dipijat. Saya lupa alasannya apa, mungkin ditakutkan ada pembesaran ukuran. Karena itu, tipa kali dipijat, saya selalu bilang, yang benjol jangan diapa-apain.

Di forum yang pernah saya baca, ada seorang yang bete dengan kehadiran ganglion di tangannya. Dia pernah bolak-balik rumah sakit untuk menghilangkan benjolan itu. Beberapa kali masuk ruang bedah untuk menghilang si benjolan. Ternyata, benjolan itu tetap nongol hingga dia berniat mencari pengobatan alternatif.

Seorang yang lain juga pernah curhat tentang kehadiran ganglion ini. Letak si benjolan ini berada di dekat syaraf nadinya hingga dia sering nyeri karena syarafnya tertekan oleh benjolan itu. Si dokter konon bingung. Kalau dioperasi, takut terkena syaraf tangannya dan akibatnya bisa fatal. Kalau didiamkan, nyeri di tangan bakal berlanjut. Akhirnya, si pasien yang curhat ini bilang bahwa si dokter menggunakan jarum suntik ke benjolan itu untuk memindahkan cairan yang ada di dalamnya, tanpa harus mengenai si syaraf. Itu pun setahap demi setahap. Ya, ampun, saya tidak bisa kebayang bagaimana sakitnya. Pasti mengerikan.

Karena cara medis hanya ada dua cara, yaitu operasi dan disuntik terus dipindahin, saya mencoba mencari cara alternatif.

Alternatif pertama, benjolan saya adalah lemak. Cara menghilangkannya, dibekam di dekat siku. Jangan di benjolannya karena bisa membuat bengkak. Ini juga harus sering-sering dilakukan atau rutin. Ini tidak saya lakukan karena agak ribet (harus menyiapkan alat-alatnya yang ribet).

Alternatif kedua, saya bertanya kepada tiliam mengenai benjolan itu. Ketika saya tunjukan, ibu tiliam langsung memijatnya sambil bilang, "Ini namanya tofu. Suka muncul dan pindah-pindah."

Saya tidak tahu apa perbedaan antara ganglion dan tofu. Mungkin sama, cuma penyebutannya yang beda. Namun, berdasarkan penelusuran, lebih sering disebut ganglion daripada tofu.

Kata ibu tiliam, "Ini dipijat aja pake minyak tiliam. Nanti juga hilang."

Karena tidak terlalu ribet, yaitu menggunakan minyak, saya pun mencobanya. Awalnya, benjolan masih ada, tetapi lama-kelamaan mengecil dan menghilang ketika saya menekuk tangan saya. Sisanya masih ada, sih, tapi tidak kentara karena saya tidak rajin memijat dengan minyak. Lumayan. Manjur juga.

Saya tidak tahu apakah si ganglion ini akan muncul lagi, membesar, atau tetap seperti sekarang. Mudah-mudahan, sih, enggak muncul lagi dan menghilang.

*Foto dari sini.

You Might Also Like

3 komentar

  1. Halo mas / mbak, nama sy Donny, sy senang banget baca artikel/kisahnya krn sy juga sdg cari2 pengobatan alternatif utk ganglion di punggung tangan kanan sy. Tlg nanget dong info ttg (ibu) Tiliam, dimana alamat dan nmr tlpnya? Minta tlg banget kalo sy bs diksh tau lwt SMS, nmr HP sy 08121086069. Semoga Allah membalas budi baik anda, amiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Donny, maaf baru bisa merespons saat ini, silakan langsung menuju http://tiliamherbal.blogspot.co.id/.

      Hapus
  2. Halo mas / mbak, nama sy Donny, sy senang banget baca artikel/kisahnya krn sy juga sdg cari2 pengobatan alternatif utk ganglion di punggung tangan kanan sy. Tlg nanget dong info ttg (ibu) Tiliam, dimana alamat dan nmr tlpnya? Minta tlg banget kalo sy bs diksh tau lwt SMS, nmr HP sy 08121086069. Semoga Allah membalas budi baik anda, amiin...

    BalasHapus