Swiss (Little Snow in Zurich): Remaja Mencari Cinta di Zurich

Februari 16, 2018

Sudah lama saya tidak membaca kisah remaja. Rasanya sudah bertahun-tahun lewat kisah-kisah remaja saya kesampingkan. Beberapa tahun silam, saya membaca seri Fear Street karya R.L. Stine yang selalu berbalut misteri dengan tokoh-tokohnya adalah remaja. Kisah-kisahnya masih saya simpan di rak buku saya. Kemudian, saya membaca cerpen-cerpen remaja yang biasanya menjadi rubrik tetap di majalah kesayangan, seperti Gadis dan Kawanku. Bahkan, saya pernah menulis kisah cinta remaja yang berjudul “Dua Hati” dan pernah masuk majalah Muda edisi perdana.


Swiss: Little Snow in Zurich adalah bacaan saya kali ini yang bercerita mengenai percintaan remaja. Kisah ini berawal dari Yasmine, seorang remaja putri blasteran Indonesia dan Swiss. Dia tinggal di Zurich bersama sang ayah setelah sang ibu meninggal dunia karena kecelakaan. Yasmine menyukai fotografi dan senang mengabadikan momen-momennya di Zurich, terutama di Danau Zurich. Di danau itu, ia bertemu dengan seorang remaja laki-laki bernama Rakel. Pertemuan itu membuat Yasmine dan Rakel menjadi dekat hingga masing-masing dari mereka berkata dalam dirinya tidak ingin kehilangan.

Di sisi lain, Yasmine memiliki dua orang sahabat bernama Dylan dan Elena yang ternyata pernah menjadi sahabat Rakel. Keretakan persahabatan antara Rakel, Dylan, dan Elena dipicu oleh kematian Kelly, satu-satunya adik perempuan Rakel. Kelly yang menderita kanker getah bening menyukai Dylan. Sayangnya, Dylan tidak pernah menggubris kode-kode yang diberikan Kelly. Dylan acuh tak acuh dengan sikap Kelly. Rasa yang dimiliki Kelly terhadap Dylan diketahui oleh Rakel setelah kematian Kelly melalui surat yang ia temukan di kamar Kelly. Betapa murkanya Rakel mengetahui hal ini. Menurut Rakel, jika Dylan membalas rasa suka Kelly, mungkin harapan hidup Kelly akan lebih panjang. Namun, nyatanya tidak begitu. Dylan tak membalas rasa suka Kelly dan Kelly pun meninggal dunia.

Ketika tahu bahwa Yasmine berteman dengan Dylan dan Elena, kemarahan Rakel pun muncul lagi. Bayangan Kelly kembali muncul. Dylan yang menyukai Yasmine mencoba mencari perhatian gadis yang disukainya. Sebenarnya, Rakel tidak suka ketika Dylan mendekati Yasmine, tetapi ia menolak pernyataan suka Yasmine dan memilih untuk menjauhi perempuan mungil itu. Ia malah sibuk mencari perempuan lain dan sibuk memacarinya hingga hatinya berlabuh pada sosok bernama Renee.

Yasmine sedih bukan kepalang ketika cintanya ditolak oleh Rakel. Hatinya bertambah sedih ketika tahu bahwa Rakel memiliki pacar bernama Renee. Ia pun berpikir untuk menerima cinta Dylan dan belajar mencintai laki-laki yang baik itu. Namun, setelah beberapa lama, ia tidak bisa membohongi perasaannya dan Dylan. Ia mencintai Rakel.

Pada waktu yang tak jauh berbeda, Rakel putus dengan Renee. Rakel merasa Renee bukan seperti perempuan yang dia inginkan, sedangkan Renee merasa Rakel ingin mencari sosok lain dalam dirinya. Rakel dan Yasmine pun kembali bertemu. Mereka mencoba kembali dekat. Sayangnya, kedekatan itu hanya sementara karena Rakel akan pindah ke Swiss.

Kepergian Rakel membuat Yasmine begitu sedih, apalagi dia tidak melihat laki-laki itu pergi untuk terakhir kalinya. Namun, tiga tahun kemudian, Rakel pergi untuk kembali. Ia kembali pulang ke Zurich dan menemui Yasmine. Katanya, dia akan melanjutkan pendidikannya di Zurich bersama Yasmine.

Swiss: Little Snow in Zurich merupakan satu dari kisah bertajuk “Setiap Tempat Punya Cerita” yang digagas oleh Bukune. Ada banyak kisah-kisah cinta dengan latar belakang kota-kota di negara lain. Nah, kisah Yasmine dan Rakel adalah salah satunya. Buku ini merupakan karya kedua Alvi Syahrin setelah novel Dilema yang juga diterbitkan oleh Bukune. FYI, Swiss: Little Snow in Zurich ini diterbitkan pertama kali tahun 2013 dan pada tahun 2013 juga buku ini sudah naik cetak yang kedua. Wow, sebuah kebanggan bagi seorang penulis untuk bisa naik cetak lagi. *kasih jempol*

Seperti kisah percintaan remaja pada umumnya (dan yang pernah juga saya baca), kisah Yasmine dan Rakel ringan banget dibaca. Konfliknya gak ribet dan gak perlu dahi berkerut untuk paham alur kisah Yasmine dan Rakel. Namun, di balik kisahnya yang ringan, ada penggambaran kota Zurich yang ingin disampaikan Syahrin. Tentunya kota Zurich yang indah dengan latar salju yang membuat kota tersebut berwarna putih. Namun, penggambarannya kurang membawa saya benar-benar berdiri di Zurich. Saya tetap pembaca di luar, bukan pembaca yang menyelam ke dalam dan ikut merasakan apa yang dialami para tokohnya ketika menelusuri sudut kota Zurich.

Secara keseluruhan, novel ini menghibur dengan kisah cintanya yang tidak membuat otak kita berpikir terlalu keras.

Selamat membaca!

You Might Also Like

0 komentar