Saya dan Kucing Bernama Serafina

Desember 16, 2020

Sekitar Agustus 2020, rumah saya kedatangan seekor kucing. Dia betina dan cantik dengan tiga warna di bulu-bulunya. Kakinya besar dan seperti memakain sepatu. Saya jatuh hati dan ini kali pertama saya jatuh hati dengan seekor kucing. Jujur, saya bukan masuk kategori pencinta kucing dan bukan pembenci kucing. Kucing mondar-mandir di rumah itu banyak banget. Dari yang dikasih makan hingga yang cuma asal lewat. Apakah saya peduli? Enggak. Memberi makan itu cukup menurut saya, tetapi tidak yang lain-lainnya. Ditambah lagi, saya takut dengan kucing--takut dicakar dan takut digigit. Apalagi orang tua dan orang-orang di rumah melarang memelihara anak-anak bulu serta kengerian mereka dengan beragam desas-desus negatif seputar kucing. Walau begitu, dulu sekali, saya pernah bercita-cita memelihara seekor kucing. Tapi, itu dulu sekali. 

Namun, berbeda dengan kucing ini. Saya memberi nama dia Serafina, seperti kucing betina yang ada dalam film Barbie as the Princess and the Pauper. Nama cantik untuk kucing cantik. Entah sebelumnya dia sudah pernah dipelihara atau belum. Entah dia sudah pernah memiliki nama atau belum. 

Awal jatuh hati saya tidak membuat saya berkesadaran untuk kucing cantik ini. Saya tetap memberi dia makan, tetapi tidak memperhatikan pip dan pup serta di mana dia akan tidur. Dia bisa tidur di mana saja, bertemu kucing apa saja, dan makan apa saja (di luar saya memberi makan). Kehadiran dia yang dibilang entah dari mana membuat polemik di keluarga. Selalu diusir-usir setiap hendak masuk dan selalu disalahkan ketika ada bau-bau pup yang tercium, padahal gak hanya dia yang keluar masuk pekarangan rumah. Puncaknya adalah dia menjadi tersangka utama ketika mbak di rumah memiliki gejala asma karena Serafina dipergoki beberapa kali menyusup ke kamarnya. 

Mbak saya yang lain pernah berniat untuk merawat dia dan menjadi teman untuk anaknya. Namun, dua atau tiga hari, dia muncul di depan rumah dengan badan yang lebih kurus. Entah bagaimana dia bisa tahu jalan kembali. 

Setelah beberapa lama berkeliaran di pekarangan rumah, Serafina hamil, entah dengan kucing siapa. Kehamilannya membuat nafsu makannya banyak. Perutnya membesar dan jalannya agak lama, tetapi dia sudah bisa dipanggil nama Serafina. Suatu kali, dia menghilang, entah pergi ke mana. Saya mencarinya ke sudut-sudut gelap pekarangan rumah yang dijadikan penyimpanan peralatan tenda-tenda plafon dan kursi-kursi. Akan tetapi, dia pergi tanpa jejak dan sama sekali tak bersuara. Mungkin dia sedang melahirkan, begitu pikir saya dan orang-orang rumah. Dua atau tiga hari, dia kembali muncul dengan perut yang tidak lagi besar dan kurus. Dia kembali santai di teras rumah dan sesekali menghilang entah ke mana. Kami berpikir, mungkin dia sedang menyusui anaknya yang disembunyikan habis-habisan. Tapi, kegiatan yang dilakukan Serafina hanya bertahan dua hari. Setelah itu, ia malah tidak beranjak dari teras rumah dan menunggu makanan. Seolah-olah tidak peduli apakah punya anak atau tidak. Saya bertanya-tanya dengan teman, apa yang harus saya lakukan dengan anak-anaknya? Kemungkinan-kemungkinan banyak terjadi, dia tidak peduli dengan anaknya atau anaknya meninggal, entah lahir sudah meninggal atau dimakan hewan lain. Kami berusaha mencari bau bangkai di pekarangan rumah apabila memang benar anaknya meninggal. Namun, hasilnya nihil. Sama sekali tidak ada bau dan dia kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Bahkan, dia mulai bermain dengan kucing berisik berwarna abu yang sering ke rumah. Beberapa hari dia sempat menghilang dan kehujanan, tetapi dia kembali.

Suatu ketika, dia tidak banyak beraktivitas dan cenderung tidur terus-terusan. Makannya pun sedikit. Tiap kali disodori makan, dia enggan makan. Mencoba sedikit, sisanya hanya tak acuh dan melengos ketika diberikan semangkuk kecil makanan kucing. Saya khawatir dan mendengar banyak cerita bahwa kucing yang tidak makan berhari-hari biasanya meninggal karena sudah banyak kejadian seperti itu. Dengan mengikuti saran teman, saya pun membawa Serafina yang dipaksa untuk masuk pet cargo ke RSH Ragunan. Di sana, dokter belum dapat memastikan sakit apa, tetapi respons makan kucing ini cukup baik walau tetap harus dipaksa makan dengan pipet. Saya pikir, dia akan segera dirawat, tetapi dokter bilang respons makannya masih bagus dan bisa dirawat di rumah, tetapi harus diberi kandang supaya terlihat apakah dia pup encer atau muntah. Kemudian, diberi antibiotik untuk tujuh hari dan vitamin. 

Serafina tidak serta-merta mendapat kandang. Dia masih berkeliaran di pekarangan rumah dan tidur di mana saja. Baru hari ketiga saya mendapatkan kandang, pinjaman dari adik saya yang pernah memelihara kucing. Itu pun saya tidak tahu bagaimana Serafina dimasukkan ke dalam kandang, tetapi pasir yang saya beli sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam wadah di dalam kandang. 

Selama tujuh hari, saya mengikuti resep dokter meminumkan dua kali antibiotik dan vitamin. Memberikannya secara paksa karena dia enggan meminum obat dan tahu bahwa saya akan memberikannya obat dan dia enggan meminum obat tersebut. Selain pengobatan medis, saya juga mencoba pengobatan pelengkap, yaitu prana, karena pernah membaca postingan teman yang melakukan penyembuhan prana terhadap kucing yang sakit. Ketika mencoba menelusuri, saya merasakan ada yang salah dengan perut Serafina dan kemudian melakukan penyembuhan prana dengan yang saya pahami terhadap organ perutnya. Kemungkinan dia salah makan. Tiga kali saya melakukan penyembuhan prana dan rasanya bahagia banget ketika dia sudah mau makan dry food. Besok-besoknya kucing cantik ini membaik. Suasana hatinya bagus. Makannya tidak sebanyak dia hamil, tetapi cukup. Badannya gembul dan dia sudah merasakan kandang sebagai rumahnya. She's so well.

Pada 14 Desember 2020, dia melarikan diri ketika saya keluarkan dari kandang. Saat itu, saya tidak tahu bahwa dia sedang berahi karena dia tidak berisik, padahal berisik adalah salah satu ciri kucing yang berahi. Dia hanya menggosok-gosokkan badannya ke lantai, tanah, ubin, dan mengendus-endus. Sedih. Karena seandainya saya tahu ciri-ciri berahi kucing betina, pasti saya izinkan Serafina berdekatan dengan si Abu. Namun, saya salah. 

Untuk Serafina, merawat dia adalah sebuah kehormatan bagi saya. Saya yang tidak tahu apa-apa tentang kucing dan tidak pernah merawat kucing menjadi belajar bagaimana membersihkan kandang, membeli pasir, membersihkan pip dan pup, mengganti pasir, memberi makanan yang terbaik untuk dia, dan mengajak bermain dengan macam-macam mainan yang mungkin dia suka. Salah satu kesukaan dia adalah lidi. Senang banget dengan lidi dikejar-kejar dan digigit-gigit. Belajar caranya menggendong kucing yang benar walau ibu saya mewanti-wanti jangan pernah gendong kucing. Berusaha paham ketika dia ngambek dan gak mau masuk kandang. Bahkan membuat saya ngos-ngosan kejar-kejaran dengan lidi. Yang paling lucu ketika saya mengundang groomer ke rumah untuk memandikan Serafina. Saya tahu kucing tidak suka mandi, dia cukup grooming dirinya sendiri. Ketika diberikan air hangat, dia memang merasa tidak nyaman, tetapi tidak menolak. Namun, ketika di-blower, dia lari, ngumpet di tempat-tempat yang tidak terjangkau dan butuh waktu untuk menemukan dia sendirian dan ketakutan dengan blower.  Kata si mba ketika menggendong Serafina, jantung berdetak kencang ketika diserahkan kepada groomer. 

Pengalaman saya yang terbaik adalah bisa mengurus dia ketika sakit. Membuat salah satu ciptaan Tuhan sehat kembali adalah pengalaman yang luar biasa. Bahkan, ketika meditasi pun, bayangan bahagia dengan Serafina yang muncul dibanding dengan Aer. 

I just hope I can still be with her. Semoga Serafina selalu menjadi kucing yang sehat, baik, dan pintar. Semoga Serafina kembali pulang ke kandangnya di rumah saya. Semoga saya masih dilayakkan untuk merawat Serafina. Semoga Serafina selalu dilindungi Tuhan. Amin. 

Serafina on 24 November 2020


I regret nothing it was an honor

More define myself to call you my daughter

You mean the world to me

And I'd do it all again for you my pearl

~Sobi "Pearl"


Pengumuman:

Kalau ada teman-teman yang menemukan Serafina, tolong kabari saya ya. Katakan bahwa saya rindu anabul cantik ini :). 

  

You Might Also Like

0 komentar