Launching Buku Wirda Mansur: Be Calm, Be Strong, Be Grateful
Juli 17, 2017
Nama Wirda Mansur sepertinya sudah dikenal oleh banyak
orang ya, terutama generasi milenial yang termotivasi untuk menghafal Alquran. Follower
untuk akun instagramnya aja sudah 1,3 M, belum lagi subscriber di Youtube. Namanya
mungkin masuk dalam barisan sosmed seleb yang memberikan influence baik untuk
generasi muda muslim di Indonesia. Bisa dibilang generasi mudanya enggak hanya
milenial aja, tapi usia dewasa seperti saya ini juga merasakan influence baik
si Wirda dalam hal agama, terutama mengaji.
Nama aslinya adalah Wirda Salamah Ulya, tetapi dia
memakai nama ayahnya Mansur sehingga menjadi Wirda Mansur. Kenapa nama ayahnya
Mansur? Karena, Wirda adalah anaknya Ustaz Yusuf Mansur. Salah satu yang
membuat Wirda menjadi “beken” yaa bisa jadi karena dia adalah hafizah alias penghafal
Alquran sejak usianya 11 tahun. Canggih ya? *kasih jempol*.
Be Calm, Be
Strong, Be Grateful merupakan buku kedua Wirda yang diangkat dari
pertanyaan-pertanyaan di askfm. Buku ini yang kedua ini diterbitkan oleh
Penerbit KataDepan dan launching perdananya sudah dilakukan pada hari Minggu, 16
Juli 2017.
Peserta yang hadir banyak banget dan kebanyakan remaja
perempuan. Ada juga sih peserta remaja laki-laki, tetapi tidak sebanyak peserta
perempuan. Ketika Wirda keluar menuju panggung, para peserta langsung teriak
histeris. Apalagi ketika Wirda memberikan tantangan untuk peserta yang bersedia
naik panggung dan berbagi kisahnya. Banyak peserta yang agak iri karena peserta
yang berani naik panggung bisa foto selfie bareng Wirda. Makanya, peserta launching
buku Wirda sangat antusias, apalagi saat MC bagi-bagi kuis dengan hadiah
merchandise.
Jujur, saat saya berada di antara antusiasme remaja
putri dan beberapa putra itu, saya terpukau tatkala Wirda mengajak peserta
untuk mengaji dulu. Baru kali itu saya menghadiri launching buku yang dimulai
dengan membaca Alquran. Wirda memilih surah Alwaqiah karena katanya masih pagi
dan Alwaqiah dikenal sebagai surah yang dibaca sebagai jalan pendatang rezeki. Ketika
mendengar lantunan ayat-ayat suci tersebut, hati saya rasanya adeeem banget. Selesai
membaca Alquran, Wirda pun sharing tentang kisah di balik munculnya buku itu.
Bagi dia, media sosial adalah salah satu cara untuk
berbagi ilmu yang dia tahu, yaitu menghafal Alquran. Di sini, Wirda juga bicara
soal mimpi. Live your dreams. Cita-cita itu harus jelas. Kalau bilang ingin
menjadi pengusaha, ya sebutkan pengusaha apa. Untuk membantu itu, lebih baik
dituliskan cita-citanya dan mintalah kepada Allah supaya dibimbing agar kita
tidak kehilangan arah. Kemudian, dia bercerita perjalanannya menjadi hafizah.
Semuanya berawal saat dia memutuskan untuk tidak sekolah karena dia mengaku
sebagai orang yang bosenan. Akhirnya, dia keluar dari sekolah dan belajar
Alquran. Di sini, dia berdoa bahwa hafalan Alquran-nya akan ditukar dengan masa
depan dan sepertinya Allah mengijabah doanya karena saat ini masa depan Wirda
akan terlihat baik-baik aja.
Tapi, namanya berproses untuk sukses, pasti ada aja
kegagalan. Apalagi, Wirda memiliki nama besar orang tua yang juga akan
berdampak pada nama baik, usaha, atau pondok pesantren orang tuanya. Gerak-geriknya
pastinya akan diamati. Banyaknya follower atau subscriber itu sebenarnya bukan
membuat dia akan merasa menjadi terkenal, tetapi malah akan seperti pembatasan
karena postingan apa pun pasti akan dikomentari macam-macam. Namun, dengan
adanya kegagalan, pasti kita akan banyak belajar. Bahkan untuk kegagalan yang
diikuti dengan kesalahan besar. Ada quote menarik yang diberikan Wirda dan
dicatat oleh peserta launching. Quote seperti ini.
Ampunan Allah itu terlalu luas jika kita tidak meminta. Jangan pernah
berputus asa meminta ampunan Allah.
Membaca quote ini, kelihatan banget yaa bahwa Allah
Maha Pemurah dan Penyayang. Makanya, kita perlu berdoa dan perlu bimbingan
Allah untuk melangkah.
Oh, ya, soal penampilan Wirda, awalnya saya pikir
Wirda itu anaknya kecil, imut, dan mungil. Tapi, ketika dia muncul, ternyata
aslinya dia itu tinggi (lebih tinggi dari saya yang ukuran rata-rata) dan
kurus. Gayanya busananya juga fashionable walau saya melihat ada kesan
tomboy-nya dari gaya dia duduk dan bicara. Gaya bicaranya itu agak
ceplas-ceplos karena mendengar dia sharing ke audiens mirip seperti dia ngobrol
ke temannya, apalagi dia menggunakan panggilan “gue”, bukan saya. Sayangnya,
enggak ada sesi tanya jawab dengan peserta launching bukunya. Padahal, ada
peserta yang siap-siap mau curhat soal percintaan (mungkin bisa diarahkan ke
Mamah Dedeh).
Tentunya, Wirda itu ramah ke orang-orang yaa. Kalau
enggak dijagain, mungkin semua audiens bakal minta selfie sama dia. Untungnya,
panitia segera membatasinya dengan photobooth bareng 10 peserta yang hasil
fotonya bisa langsung dicetak, mirip suvenir nikahan.
Karena launching bukunya boleh dibilang meriah, saya
percaya bahwa buku Be Calm, Be Strong, Be
Grateful juga akan semeriah launching bukunya alias bagus, terutama untuk
orang-orang yang sedang mencari motivasi untuk memperbaiki diri dan menentukan
arah, yaa macam saya ini :D. Dan, yang terpenting, mungkin kita akan belajar
caranya bagaimana bercita-cita dan bersyukur dalam kehidupan kita.
Happy reading!
0 komentar