Batik Betawi

Mei 04, 2013

Sebagai WNI yang cukup akrab dengan Betawi, ada satu kebudayaan yang susah banget saya ditemuin, yaitu batik Betawi. Antara tiada dan ada, saya hanya mendengar kabar burung dari sana-sini yang bilang bahwa batik Betawi itu ada dan memiliki corak yang khas dibanding daerah-daerah lainnya.

Di beberapa pameran yang berhubungan dengan budaya Indonesia, sepertinya ya agak susah menemukan stand yang isinya menjual batik Betawi. Ada rasa sedih karena saya pikir bahwa pengrajin batik Betawi sepertinya sudah enggak ada lagi dan kayaknya jarang juga masyarakat Betawi yang mau dilibatkan dalam proses seperti ini.

Soo, saat ada Inacraft di JCC kemarin saya senang luar biasa saat menemukan satu stand yang memamerkan batik Betawi. Bayangin aja, hanya ada satu stand di antara ratusan stand yang menampilkan batik-batik Indonesia.


Stand batik Betawi tersebut mengusung nama Seraci Batik Betawi. Kerajinan ini diusung oleh Ernawati yang memang belajar batik di kota lain dan kembali menghidupkan budaya membatik ini. Menurut saya, lokasinya mungkin di sekitaran Jakarta Utara karena Bapak Stand Betawi bilang daerah Marunda. Ternyata, Marunda yang dimaksud itu sudah masuk Bekasi, Jawa Barat. Lho? Ini kan namanya batik Betawi, kenapa bisa nempel di Jawa Barat? Teori teman saya sih bilang, mungkin banyak warga Betawi yang kena gusur hingga harus pindah ke daerah macam Bekasi atau Tangerang secara masyarakat Betawi memang banyak juga tinggal di daerah sana. 

Berdasarkan penjelasan Bapak Stand Betawi, pengrajin Batik itu masih ada di sana, makanya dihidupkan lagi usaha batik Betawi ini dengan melibatkan orang-orang sekitar. Bahkan, ada pula workshop membuat batik Betawi di sana dengan biaya sekitar Rp 30.000. Biaya ini sudah lengkap, peserta yang ikut hanya tinggal datang dan bisa membawa pulang batik hasil karyanya. Menarik banget dan membuat saya ingin ke sana. Satu hal yang dikatakan bahwa corak khas batik Betawi itu adalah tumpal: segitiga geometris yang disusun ke bawah. Ada yang menyebutnya corak tombak. Biasanya, ibu-ibu zaman dulu sering memakai kain jenis ini dengan corak tumpal di bagian depannya. Kata Bapak Stand Betawi, corak tumpal itu adalah corak yang tidak bisa dihilangkan dari kain batik Betawi karena sudah menjadi ciri khasnya. Namun, mereka juga tidak menutup kemungkinan untuk membuat motif dari kehidupan masyarakat sehari-hari, seperti bermain kelereng.

Melihat itu, saya seolah-olah terserap dalam gambaran masyarakat Betawi zaman dulu. Betapa dulu Jakarta pernah terlihat asri dan rimbun, mungkin ndeso: saat Jakarta masih menyediakan lapangan bermain untuk anak-anak, bukan sekadar sibuk dengan permainan digital yang terfokus pada monitor.  



You Might Also Like

1 komentar

  1. nah ini yg paling banyak produksi batik betawi http://batikndreyon.com

    BalasHapus